Lakon Koruptor Pamit Pensiun berkisah tentang seorang tokoh yang dikenal baik dan bersih, jujur dan bijaksana, mendadak membuat pengakuan: bahwa ia sesungguhnya seorang koruptor. Ia sudah bosan menyembunyikan segala perilaku busuk kotornya, dan berniat pensiun sebagai koruptor.
Sementara itu seorang dokter ahli syaraf menjadi penasaran dengan koruptor yang pamit
pensiun itu. Ia bermaksud meneliti otak sang koruptor. Ini kasus langka yang menarik untuk diteliti secara ilmiah. Pasti akan menjadi penemuan ilmiah yang luar biasa, bila ia bisa menganalisis otak dan kepribadian koruptor yang dianggapnya begitu genius dan berbudi luhur itu.
Selain Cak Kartolo, lakon yang mengusung sentuhan seni panggung asal Jawa Timur ini juga menampilkan Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Trio GAM, Butet Kartaredjasa, Sha Ine Febriyanti, Sruti Respati, Merlyn Sofjan, dan masih banyak lagi. Sedangkan Agus Noor bertindak sebagai penulis naskah dan sutradara.
Pementasan teater dengan tajuk” Koruptor Pamit Pensiun” ini merupakan edisi ke-26, sekaligus pementasan terakhir di tahun ini, yang dilakukan oleh grup teater “Indonesia Kita”. Meskipun diputar selama dua hari berturut-turut, dengan durasi waktu sekitar tiga jam, pertunjukan ini tak membuat penonton bosan, tetapi justru berhasil membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal sepanjang adegan.
Cara penyampaian pesannya yang sederhana dan jenaka, dipadu tarian dan paduan musik dengan rasa kedaerahan, Butet, bersama tim kreatif lain seperti Agus Noor dan Djaduk Ferianto, berhasil membawa lakon yang kelihatannya serus menjadi mudah dicerna. Terlepas dari kekurangannya, dimana dialek antar pemain yang dominan dengan menggunakan bahasa Jawa, namun pementasan ini sukses menyihir para penonton yang sebagian besar berasal dari masyarakat urban yang tinggal di Ibu Kota Jakarta.
Dipilihnya tema tersebut sebagai cerminan bagi rakyat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jakarta pada khususnya, agar tidak ada lagi yang berani melakukan tindakan koruptif.
“Ini sama sekali tidak dilakukan untuk menyindir siapa-siapa, apalagi koruptor juga tidak. Karena kuping mereka kuping panci, disemoni, dikritik dengan cara apapun tidak mempan. Diolok-olok, dibuatkan meme tetap saja konsisten melakukan permalingan secara resmi. Ini satu doa agar Jakarta ini tidak ada lagi korupsi,” kata Butet Butet saat memberikan sambutan sebelum pertunjukan.