
Siaran Pers
“KORUPTOR PAMIT PENSIUN”
Program Indonesia Kita yang pada tahun ini hadir dengan mengolah tema “Lintas Benua, Silang Budaya”, ingin mengajak masyakarat untuk melihat kembali perjalanan-perjalanan kebudayaan. Setelah lakon Presiden Kita Tercinta, Pesta Para Pencuri serta Laskar Bayaran; lakon “Koruptor Pamit Pensiun” yang dipentaskan 20-21 Oktober 2017 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki akan menjadi penutup tema kegiatan Indonesia Kita tahun ini.

Tim Kreatif Indonesia Kita yang terdiri dari Butet Kertaredjasa, Agus Noor dan Djaduk Ferianto menggagas Lintas Benua, Silang Budaya karena terinspirasi dari “Surat Kepercayaan Gelanggang” yang antara lain disuarakan oleh penyair besar Indonesia, Chairil Anwar. Para seniman pada saat itu menyatakan dengan terbuka, menerima kebudayaan dunia sebagai warisan. “Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami. Kami lahir dari kalangan orang banyak dan pengertian rakyat bagi kami adalah kumpulan campur-baur dari mana dunia baru yang sehat dapat dilahirkan. Keindonesiaan kami tidak semata-mata karena kulit kami yang sawo matang, rambut kami yang hitam atau tulang pelipis kami yang menjorok ke depan, tetapi lebih banyak oleh apa yang diutarakan oleh wujud pernyataan hati dan pikiran kami”, demikian dinyatakan dalam penggalan Surat Kepercayaan Gelanggang.
Indonesia Kita bukanlah sebuah kelompok melainkan laboratorium kreatif. Seniman-seniman lintas daerah dari bermacam disiplin seni, berkolaborasi di atas panggung dan berproses bersama merawat warisan-warisan kebudayaan. “Indonesia Kita senantiasa bersifat terbuka dan mempercayai jalan kebudayaan sebagai jalan yang sangat penting untuk mendukung ‘proses menjadi Indonesia’. Terlebih ketika Indonesia hari ini seakan rentan karena dipenuhi berbagai persoalan. Maka merawat semangat ke-Indonesia-an menjadi sesuatu yang harus secara terus-menerus diupayakan. Supaya kita tidak kapok menjadi Indonesia”, ujar Butet Kartaredjasa.
Di setiap akhir agenda pertunjukan, Indonesia Kita secara khusus mengapresiasi seniman-seniman legendaris, baik dengan cara berkolaborasi ataupun dengan mengapresiasi karya-karyanya. “Akhir tahun 2015 Indonesia Kita berkolaborasi dengan Titik Puspa dan Koes Hendratmo. Kemudian 2016 kita merespon dan menafsir Ki Narto Sabdo. Tahun ini kita berkolaborasi dengan maestro ludruk, Cak Kartolo. Apresiasi melalui kolaborasi panggung ini penting, tidak hanya bagi sang maestro dan seniman, tetapi juga untuk generasi sekarang”, terang Agus Noor.
Koruptor Pamit Pensiun
Lakon Koruptor Pamit Pensiun berkisah tentang seorang tokoh yang dikenal baik dan bersih, jujur dan bijaksana, mendadak membuat pengakuan: bahwa ia sesungguhnya seorang koruptor. Ia sudah bosan menyembunyikan segala perilaku busuk kotornya, dan berniat pensiun sebagai koruptor.
Pengakuan itu membuat heboh, karena para aparat hukum menjadi kebingungan. Bagaimana kalau semua pejabat dan politisi tiba-tiba mengaku dirinya koruptor dan masuk penjara? Lalu bagaimana dengan bangsa ini? Siapa yang akan mengurus negara? Bisa-bisa terjadi kekosongan kekuasaan, dan ini bisa berbahaya. Akan banyak pihak yang memanfaatkan keadaan untuk kepentingannya sendiri.
Agar tidak terjadi hal-hal yang semakin membahayakan keadaan, para aparat hukum pun memohon agar tokoh itu mau mencabut niatnya untuk pensiun dini sebagai koruptor. Kalau semua berhenti jadi koruptor, maka seluruh aparat hukum bisa menganggur. Dan bisa-bisa KPK bubar. Ini bahaya.
Sementara itu seorang dokter ahli syaraf menjadi penasaran dengan koruptor yang pamit pensiun itu. Ia bermaksud meneliti otak sang koruptor. Ini kasus langka yang menarik untuk diteliti secara ilmiah. Pasti akan menjadi penemuan ilmiah yang luar biasa, bila ia bisa menganalisis otak dan kepribadian koruptor yang dianggapnya begitu genius dan berbudi luhur itu.
Sementara sang koruptor yang pamit pensiun itu punya keinginan menikmati hidup tenang. Ia memilih tinggal di Panti Pensiunan, di mana ternyata banyak sekali tokoh hebat yang sudah lama pensiun dan hidup kesepian di Panti Pensiunan itu. Ada superhero dan pelawak yang telah pensiun, tinggal di panti itu.
Situasi menjadi semakin ramai, ketika koruptor dan seorang pelawak yang tinggal di Panti Pensiunan, kemudian bersepakat untuk saling menukar kepribadian dan identitas. Dokter sampai para aparat hukum semakin bingung dengan situasi ini.
Program Indonesia Kita 2017 - Lintas Benua Silang Budaya
Pentas ke: 26
Judul Pentas: Koruptor Pamit Pensiun
Jadwal: Jumat 20 Oktober 2017 Pukul 20.00 WIB
Sabtu 21 Oktober 2017 Pukul 14.00 WIB
Sabtu 21 Oktober 2017 Pukul 20.00 WIB
Venue: Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta
Tim Kreatif: Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Djaduk Ferianto
Naskah & Sutradara: Agus Noor
Penata Artistik: Ong Hari Wahyu
Musik: Djaduk Ferianto & Kua Etnika
Penari: I-Move Project
Pemain: Cak Kartolo Cs, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Trio GAM (Gareng, Joned, Wisben), Butet Kartaredjasa, Sha Ine Febriyanti, Sruti Respati, Merlyn Sofjan, Febriati Nadira, Flora Simatupang & Steffy Burase
HTM Koruptor Pamit Pensiun:
PLATINUM Rp. 750.000, VVIP Rp. 500.000, VIP Rp. 300.000 BALKON Rp. 150.000
Informasi Tiket
Kayan Production & Communications
0838 9971 5725 / 0856 9342 7788 / 0813 1163 0001
Tiket Online:
www.kayan.co.id
www.blibli.com
Pertunjukan pamungkas Indonesia Kita di tahun 2017. @InfoKayan @agus_noor @masbutet @djadukferianto @IneFebriyanti
https://www.seputarevent.com/submit-event/event-seni-budaya/indonesia-kita-tutup-2017-dengan-koruptor-pamit-pensiun