top of page

Forum Comments

Indonesia Dalam 3: Negeri di Hening Puisi
In Seni & Budaya
bahrulhadi
Jul 16, 2017
Setelah pentas baca puisi teatrikal “Manusia Istana”karya mutakhir Radhar Panca Dahana di Teater Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, akhir Januari yang lalu,Teater Kosong kembali mengelar pentas serupa bertajuk “Indonesia Dalam 3” yang akan digelar pada tanggal 30 Juli 2017 di Ciputra Artpreuneur Jakarta. Bila dalam pentas sebelumnya, yang menghadirkan para pembaca puisi dari kalangan artis ternama, seperti: Prisia Nasution, Cornelia Agatha, Marcella Zalianty, Dinda Kanya Dewi, Maudy Kusnaedi dan Olivi Zallianty, plus grup musik Slank dan Toni Q Rastafara yang menyanyikan beberapa puisi Radhar, maka dalam pentas “Indonesia Dalam 3” kali ini akan diisi oleh pembacaan puisi-puisi dari Radhar bersama dua penyair senior yang juga kerabat lamanya, A. Mustofa Bisri alias Gus Mus dan D. Zawawi Imron. Seperti sudah banyak dilakukannya, Teater Kosong akan menampilkan puisi-puisi ketiga penyair secara dramatik, dengan melakukan spketakularisasi menggunakan teknik-teknik teatrikal, termasuk teknologi video mapping. Genre Puisi Teatrikal atau Pentas Puisi Dramatik ini sudah dimulai Teater Kosong sejak 1985. Kali ini bentuk itu kembali digunakan untuk menyuarakan keheningan dan kebeningan puisi dalam meneropong kenyataan mutakhir Indonesia hingga ke bagian terdalamnya. Turut ditampilkan (featuring) juga dalam pentas, dua aktris andal dalam membaca puisi panggung, senioren berenergi dinamit Renny Djajoesman yang juga akan membawakan sebuah lagu-puisi, serta yuniornya Olivia Zallianty seperti biasa dengan semangatnya yang penuh ledakan. Sepanjang 120 menit, penonton akan disuguhi aksi puitika tiga penyair di atas panggung. Mereka membawakan sejumlah puisi ciptaanya yang bertemakan dinamika sosial budaya mutakhir negeri ini. Aksi mereka akan diperkuat oleh tata lampu yang tidak hanya memberi penerangan untuk tubuhnya, lebih dari itu memberi makna lain bagi benda-benda yang muncul di atas panggung dan berpaduan dengan alur gambar-gambar digital. Bahkan keberadaan tata cahaya dapat mengusik dan menenggelamkan keberadaan para penyair itu sendiri dalam satu waktu. Bahkan gambar video mapping suatu waktu lebih mendominasi keberadaannya hingga imej penonton lebih terkesan pada apa yang tervisualkan dan bukan apa yang teralami. Lalu bisa seketika terang benderang hingga menyilaukan mata dan seketika gelap gulita. Dan yang tersisa hanyalah untaian kata.
0
0
Indonesia Dalam 3: Negeri di Hening Puisi
In Seni & Budaya
Indonesia Dalam 3: Negeri di Hening Puisi
In Seni & Budaya
bahrulhadi
Jul 04, 2017
Pentas baca puisi teatrikal Indonesia Dalam 3 akan diisi oleh pembacaan puisi-puisi, secara bergantian, dari A. MustofaBisri, D. Zawawi Imron dan Radhar Panca Dahana, dalam satu pemanggungan yang menggunakan seluruh teknik, dramaturgi dan perangkat-perangkat teatrikal lainnya. Pentas tidak hanya diisi oleh parapenyair sebagai aktor utama, juga artistik panggung (set building), pencahayaan, dramatisasi adegan,hingga efek-efek mutakhir dari video mapping, nyanyian, choir, dengan iringan/ilustrasi musik berbasis orkestra. Sepanjang 120 menit, penonton akan disuguhi aksi puitika tiga penyair di atas panggung.  Merekamembawakan sejumlah puisi ciptaanya yang bertemakan dinamika sosial budaya mutakhir negeri ini.Aksi mereka akan diperkuat oleh tata lampu yang tidak hanya memberi penerangan untuk tubuhnya,lebih dari itu memberi makna lain bagi benda-benda yang muncul di atas panggung dan berpaduandengan alur gambar-gambar digital. Bahkan keberadaan tata cahaya dapat mengusik danmenenggelamkan keberadaan para penyair itu sendiri dalam satu waktu. Bahkan gambar video mapping  suatu waktu lebih mendominasi keberadaannya hingga imej penonton lebih terkesan pada apayang  tervisualkan dan bukan apa yang teralami. Lalu bisa seketika terang benderang hinggamenyilaukan mata dan seketika gelap gulita. Dan yang tersisa hanyalah untaian kata. Bunyi yang dikompos oleh musisi ternama Indonesia ini, akan melibatkan sejumlah vokalis, choir dengan iringan ilustrasi music berbasis orchestra. Dalam hal ini, bunyi bukan sekedarsebagai ilustrasi bagi setiap bait puisi yang dibawakan, lebih dari itu membangun ruang batin,ruang pikiran dan keadaan, bahkan atmosfir yang sekilas bertolak belakang dengan kedalamanpuisi, yang padahal bertujuan untuk mencapai titik hening puisi di tengah keriuhan dan kekeosanzaman. Suara para penyair sesekali berada di atas bebunyian, nada, irama dan musik. Di moment di lain suara puisi berada di kejauhan. Hanya terdengar ramat dan sesekali lenyap. Terwakili oleh benda, huruf  visual atau perasaan sebagian penonton yang membacakan puisi secara bersama. Puluhan vokalis akan menyihir ruang pertunjukan lewat dinamika dan variasi vokal merekahingga membuat suasana emosional para menonton terurai dan terpadu dalam sunyi. Hingga puisi seperti titik hujan yang turun perlahan di keheningan batin penonton.    Pola pengadeganan untuk tiga penyair akan dibangun melalui garis garis sederhana dan titik tampil yang tepat untuk penguatan kehadirannya di atas pentas. Tiga titik utama akan ditandai bangunan set kokoh dan indah bernuansa pesisiran yang memproyeksi keotentikan masing-masing penyair. Bisa pula berarti kekuatan tiga titik itu dalam keseimbangan pondasi, atau kekuatan tali kerjasama atau hal lainya. Adapun bintang tamu Renny Djayoesman yang lebihdikenal sebagai mantan penyanyi rock dan pembaca puisi terbaik pada masanya, memberi warna keunikan lain dari penampilannya yang justru akan mematangkan konsep pertunjukan. Dia akanmembacakan puisi tiga penyair di atas sekaligus menyanyikan satu dua buah lagu nasional.Hingga akhir pertunjukan, penonton akan disuguhi beragam aksi puitika dan dimanjakan denganrangkaian gambar yang perlahan merangkulnya memasuki kedalaman dan keheningan dirinya.
0
0
Indonesia Dalam 3: Negeri di Hening Puisi
In Seni & Budaya
bahrulhadi
Jul 04, 2017
Content media
0
0
Indonesia Dalam 3: Negeri di Hening Puisi
In Seni & Budaya

bahrulhadi

More actions
bottom of page