top of page

The Venue Concert Hall - Eldorado, Bandung, Indonesia, 14 Februari 2015 | Foto: Yudika Nababan & Suhendi

The 90s Festival, Antara Kenangan dan Berbaurnya Dua Generasi

Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah, Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang, Terbang Meninggalkanmu


Hingga kini, sebait tembang Sahabat Sejati milik Sheila on 7 yang menjadi bintang tamu pada The 90s Festival masih terngiang di ingatan tim liputan Seputar Event. Ya, The 90s Festival yang digelar di The Venue Hall Eldorado, Bandung, tersebut semacam mesin waktu yang akan mengantarkan tiap-tiap penontonnya pada kenangan manis di era 90an yang pernah mereka alami.

The 90s Festival memang menyuguhkan kenangan. Kenangan akan tembang-tembang berlirik puitis yang mengangkat tema keseharian muda-mudi, baik yang dikemas dalam aransemen lembut maupun keras. Kenangan akan beragam makanan yang dahulu menjadi konsumsi sehari-hari. Kenangan akan macam-macam permainan yang dahulu kerap membuat lupa waktu. Kenangan akan gaya berpakaian yang kini kembali dijadikan acuan. Juga kenangan akan film layar lebar ataupun acara TV yang pada era 90an hits diperbincangakan oleh semua kalangan.

Ketika membaca judul festival yang dipilih oleh Accellera Entertainment—The 90s Festival, tim Seputar membayangkan jika yang akan menghadiri festival tersebut hanyalah generasi 90an yang masih terjebak pada nostalgia masa lalu. Namun sesaat menjejakkan kaki di venue, ternyata anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Karena kendati hanya berjarak 10 tahun dari era milenium, namun ada beberapa hal yang membuat kedua era tersebut tampak berbeda drastis: hadirnya internet dan media digital yang membuat semua hal tampak “instan.”

Kerinduan akan pernak-pernik pernak-pernik 90an yang tidak instan, kreatif, sederhana, manual/analog dan komunikasi yang lebih intens lah yang usut punya usut melatari banyaknya generasi milenium yang turut memadati festival ini. Guna menjembatani kedua generasi ini, tampaknya panitia cukup cerdik untuk memilih line up nya. Salah satunya adalah kehadiran Sheila on 7 (So7) yang hadir di penghujung acara. Sebagai salah satu band yang sukses berkarier sejak masa peralihan era 90an ke era milenium, So7 pastinya menjadi suguhan yang ditunggu-tunggu oleh kedua generasi ini.

Dan inilah yang kemudian terlihat selama The 90s Festival dimulai pukul 14.00: para pengunjung remaja dengan kelompok atau pasangannya yang mewakili era milenium berbaur dengan keluarga muda serta anaknya (bahkan ada yang bawa bayi). Mereka menikmati berbagai makanan yang tersedia dan pernak-pernik 90an yang dipamerkan atau dijual. Bahkan tanpa canggung, dua generasi ini pun turut nyanyi bersama ketika band dan musisi dari era 90an, seperti P Project, Java Jive, Andre Hehanusa, Base Jam (Reunion), M.E., Voodoo, Fatur dan Nadila feat Musik Klasik 3, Caffeine, Funky Kopral, Air Band, dan Sheila on 7 melantunkan karya mereka. Ya, karena siapapun setuju jika bagi sebagian orang era 90an merupakan masa keemasan budaya pop yang melanda dunia.

Kenangan yang diangkat kembali tentu susah untuk dilupakan segera, begitupun The 90s Festival. Sebutlah beberapa kekurangan yang dirasakan reporter seputarevent mengenai sound system, makanan dan minuman yang cukup mahal, sampah yang berserakan, MC Eddi Brokoli dan Ria Enes dengan kecanggungan mereka, dan yang kemudian menjadi antiklimaks: acara dihentikan oleh Kapolsek Sukasari, Hanafi AS tepat pukul 23.30 WIB setelah Sheila On 7 menyanyikan lagu ke-7 dengan alasan melebihi batas waktu acara yang disepakati. Toh ini semua tidak mampu memudarkan kenangan manis era 90an. Walaupun sebagian penonton pulang sambil menggerutu, namun lirik lagu Sheila On 7 Sahabat Sejati tetap saja terngiang bahkan hingga tim Seputar Event kembali ke Jakarta.

 

Berikut foto-foto liputan seputarevent, silahkan klik untuk melihat tampilan besar.

bottom of page