Pameran seni rupa yang berjudul SIRKUIT: AHLI WARIS ETAPE SATU, merupakan salah satu kegiatan untuk menandai berbagai pencapaian seorang maestro kesenian dan kebudayaan Indonesia, Bagong Kussudiardja (1928-2004) dalam perayaan ulang tahun Bagong Kussudiardja (ke-90th), Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (ke-60th), dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (ke-40th). Sepanjang tahun 2018, PSBK menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk memperingati dan memahami berbagai kiprah, pencapaian, dan kontribusi alm. Bagong Kussudiardja pada perjalanan sejarah seni dan budaya Indonesia modern.
Mengacu pada pameran (semacam) retrospeksi Bagong Kussudiardja, pada Mei – Juni 2017 lalu, bertajuk Sirkuit Bagong Kussudiardja, maka pada bulan Mei–Juni 2018 bertepatan dengan perayaan ulang tahun maestro Bagong Kussudiardja (ke-90 tahun), Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (ke-60 tahun), dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (ke-40 tahun). Sirkuit dalam pengertian konotatif maupun denotatif, tercermin dari institusi yang dibangun Bagong Kussudiardja (BK), jejaringnya yang luas baik horisontal maupun vertikal, dan jejak-jejaknya yang tertanam dalam institusi terkecinya, yakni keluarga.
Sebagai pembangun sirkuit, BK mewariskan jejak kesenimanannya pada ketiga anak dan seorang cucunya; Otok Bima Sidarta, Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Doni Maulistya (anak dari alm. Ida Manutranggana). Ketiga anak dan seorang cucunya ini adalah ‘ahli waris’ BK, dalam pengertian yang sesungguhnya. Harta benda BK – yang tangible dan intangible – terutama di sekitar ‘harta karya seni dan bakat keseniannya’ terwariskan pada generasi kedua dan ketiga ini. Otok, Butet, Djaduk, dan “Aul” memiliki bakat multi seni. Otok menunjukkan krida dalam seni karawitan dan tari, juga melukis. Butet dan Djaduk belajar formal seni rupa, kemudian mengembangkan karier di dunia teater, film, dan jurnalisme (Butet); dan Djaduk mengembangkan karier di bidang musik kreatif, film, dan teater. Sang cucu Aul mengembangkan karier di bidang seni kontemporer.
Pameran kali ini kembali menampilkan karya-karya Bagong Kussudiardja, bersama putra dan cucunya. Karya Bagong Kussudiardja ditampilkan dalam bentuk lini masa infografis terkait perjalanan hidup dan kreatifnya, dilengkapi dengan ilustrasi foto-foto terpilih yang dianggap merepresentasikan tahap-tahap penting dalam kehidupan dan karier kesenimanannya.
Menyertai lini masa infografis BK, akan dipamerkan karya-karya seni rupa (lukisan, sketsa, dan fotografi) karya Otok Bima Sidarta, Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Doni Maulistya, peristiwa pameran ini dapat dijadikan pintu masuk untuk memahami lebih jauh dan dalam bagaimana modus atau mekanisme penularan bakat seni ini terjadi pada Otok, Butet, Djaduk, dan Aul; dan dapat digunakan untuk melihat kesinambungan atau keterputusan estetik dari BK, ke anak, hingga cucunya.
Itulah mengapa peristiwa pameran ini menggunakan tajuk “SIRKUIT: AHLI WARIS ETAPE SATU”; karena memang ingin melihat jarak waktu proses kreatif, dan tahap-tahap pewarisan kerja kreatif dan kekayaan intelektual seorang BK. Tahap satu, karena mengandaikan akan bersambung nanti, pada kesempatan berikutnya, pameran seni hasil karya para seniman/perupa yang berkarya atas dasar inisiasi “sirkuit Bagong” melalui PSBK. Sirkuit di desa Kembaran, Bantul yang bernama PSBK adalah ruang presentasi para seniman ‘ahli waris’ BK dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Suwarno Wisetrotomo
Kurator
Pameran bersama ini akan menghadirkan karya rupa oleh SENIMAN:
BAGONG KUSSUDIARDJA (alm.)
Lukisan dan sketsa dengan tema tari dan panggung
OTOK BIMA SIDARTA
Karya lukisan
BUTET KARTAREDJASA
Karya sketsa, lukisan, dan keramik
DJADUK FERIANTO
Karya fotografi
DONI MAULISTYA
Karya mixed media
******************************************************
Pameran ini didukung oleh : Bakti Budaya Djarum Foundation dan Telkomsel