top of page

Mengenang “BABE” si Muka Kampung Rejeki Kota

Artikel & foto: Lukman Nur Hakim & Mohamad Fadli | Editor: Isthi Rahayu

Teater Abang None (AbNon), kembali lagi. Komunitas yang bergerak di bidang seni dan budaya ini hadir dengan pertunjukan teatrikal terbaru, yang diberi tajuk “BABE”, Muka Kampung Rejeki Kota.

“BABE”, Muka Kampung Rejeki Kota, bukanlah pementasan pertama Teater AbNon. Komunitas teater yang diprakarsai oleh None Jakarta 1993, Maudy Koesnaedi, ini sebelumnya telah sukses menggelar beberapa pertunjukan yang mengangkat budaya Betawi, semisal “Doel: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati,”“Kembang Parung Nunggu Dipetik”,“Sangkala 9/10”, “Soekma Djaja”, “Topeng Betawi Jaya Bersama”, dan lain-lain.

Pertunjukan teater yang diselenggarakan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, ini berkisah mengenai perjalanan hidup sang legenda seniman multi talenta asal Betawi yang menggema karena kejenakaannya, Benyamin Sueb. Hingga kini, celotehan satir yang dilontarkan pria kelahiran Kemayoran, 5 Maret 1939 ini masih akrab di telinga kita, sebut saja “Muke Lu Jauh,” Kingkong Lu Lawan,” “Makdikipe,” dan masih banyak lainnya. Pementasan yangmerupakan merupakan wujud apresiasi kepada sang legenda yang wafat pada 5 September 1995 ini diangkat dari biografi Benyamin Sueb berjudul “Muka Kampung Rezeki Kota” karya Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri.

Pertunjukan yang selenggarakan pada 15 & 16 September 2017 ini disutradasi oleh Agus Noor dan diproduseri oleh Maudy Koesnaedi. Tak hanya menampilkan jantuk (dialog atau obrolan dua orang atau lebih yang dilakukan secara spontan, tangkas, dan ringkas khas pertunjukan kesenian Betawi), pertunjukan ini juga dimeriahkan dengan 30 lagu Benyamin Sueb yang telah diaransemen ulang oleh Ifa Fachir dan diiringi oleh orkestra serta gambang kromong yang merupakan salah satu kesenian Betawi.

Pementasan ini terdiri dari lima sketsa, yang diawali dengan kisah Benyamin Sueb semasa kecil, sketsa kedua yang mengisahkan masa remaja, sketsa ketiga dan keempat yang menceritakan tentang kehidupan dewasa serta karier aktor di Doel Anak Betawi, kemudian sketsa kelima atau terakhir yangmengisahkan ketika Benyamin Sueb meninggal. Pertunjukan teatrikal yang juga didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini dimeriahkan dengan sederet pemain seperti, Indra Bekti, Tommy Tjokro, Imam Wibowo, Ayumi Astriani, Astry Ovie, dan puluhan abang none Jakarta lainnya. Pertunjukan semakin menarik ketika Rano Karno dan Ida Royani dihadirkan sebagai bintang tamu.

Apresiasi dan sambutan penonton sepanjang pagelaran dilaksanakan sangatlah baik. Tawa dan haru menghiasi sepanjang pertunjukan yang berdurasi sekitar tiga jam. “BABE, Muka Kampung Rejeki Kota” merupakan cerminan akan harapan Benyamin Sueb sebagai tokoh yang konsisten melestarikan seni budaya Betawi agar masyarakat Indonesia lebih mengenal dan mencintai budaya Betawi. Pada pertunjukan ini, tergambar pula semangat, kegembiraan, dan sifat positif Benyamin Sueb sebagai sosok seniman yang akan selalu kita kenang.

40 views0 comments
bottom of page