top of page

Indonesian Dance Festival 2016: Tubuh Sonic


Menjelang digelarnya festival tari internasional bertajuk Indonesian Dance Festival (IDF) 2016, panitia IDF mengadakan temu wartawan di Ruang C Gedung Fakultas Seni Pertunjukkan, Institut Kesenian Jakarta, Kamis 20 Oktober 2016. Selain menjabarkan ‘Tubuh Sonik’ sebagai tema edisi IDF kali ini, awak media juga berkesempatan menikmati penampilan dari Jefriandi Usman dan Andara Firman Moeis. Keduanya merupakan para penari yang akan tampil di Indonesian Dance Festival 2016. IDF 2016 yang akan berlangsung pada 1-5 November 2016 akan diikuti 7 (tujuh) negara sahabat dan 8 (delapan) daerah di Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas kesenian Jakarta khususnya tari. Pra-Pembukaan mengadopsi konsep ritual “selamatan” yang kerap dilakukan dalam praktik sosial sehari-hari. Dalam konteks banyak tradisi lokal di Indonesia, seni berakar pada hubungan antara manusia dengan alam. Jakarta yang lebih sering dilukiskan sebagai belantara beton, ternyata masih menyisakan ruang hijau di pinggirannya. Di hutan kota Sangga Buana Kali Pesanggarahan, Lebak Bulus inilah dua pertunjukan oleh Jefriandi Usman dan Abdullah Wong akan digelar sebagai semacam “selamatan” agar festival berjalan sukses dan lancar.

Berikut foto-foto liputan Seputar Event saat konferensi pers. Siaran pers resmi IDF 2016 dapat dibaca dibagian bawah artikel ini.

 

PRESS RELEASE: Indonesian Dance Festival (IDF): TUBUH SONIC Sebuah festival tari internasional bertajuk Indonesian Dance Festival (IDF) akan digelar kembali pada 1-5 November 2016 di lima venue yakni Teater Jakarta, Graha Bhakti Budaya, dan Teater Kecil di Taman Ismail Marzuki (TIM) serta di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta dan Gedung Kesenian Jakarta. Pada 2016 ini, IDF memasuki tahun ke-24 dan akan diisi dengan berbagai mata acara. Di antaranya, Pre-Opening pada 30 Oktober 2016 di Hutan Kota Kali Pesanggrahan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang akan menampilkan pertunjukan tari karya Jefriandi Usman dan teater-tari karya Abdullah Wong. Kemudian pada acara pembukaan festival akan ditampilkan karya Melati Suryodarmo di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Para penampil lainnya adalah Park Je Chun (Korea Selatan), Antony Hamilton (Australia), Aguibou Bougobali Sanou (Burkina Faso), Filastine (Spanyol-Indonesia), Punkasila & Fitri Setyaningsih (Indonesia), Fitri Anggraini (Indonesia), Andara Firman Moeis (Indonesia), Ari Ersandi (Indonesia), Rianto (Indonesia), Nihayah (Indonesia), Darlene Litaay (Indonesia) & Tian Rotteveel (Belanda), dan Jecko Siompo & Animal Pop Family (Indonesia). Park Je Chun akan tampil bersama tiga penari asal Korea Selatan dan empat penari dari Indonesia yakni Hari Ghulur (Surabaya), Fadila Oziana (Batusangkar), Try Anggara (Jakarta), dan Josh Marcy (Jakarta).

Secara khusus, pada IDF 2016 juga akan hadir Program Retrospeksi tentang Hoerijah Adam, seorang tokoh pembaharu tari Minangkabau (1936-1971). Retrospeksi ini akan diisi dengan film screening tentang karya dan perjalanan hidup Hoerijah Adam, Playing Barabah, yang direkonstruksi oleh Katia Engel (Jerman) dan akan dipadukan dengan pertunjukan tari oleh Sentot Sudiharto (Indonesia). Selain itu akan dihadirkan pula pameran arsip Hoerijah Adam dan presentasi Barabah oleh SMKN 7 Padang di bawah bimbingan Ery Mefri.

Selain pertunjukan tari juga akan digelar workshop penulisan kritik tari dalam perspektif jurnalistik, master class yang diberikan oleh para koreografer dan seniman berpengalaman, diskusi, dan lokakarya untuk para koreografer muda, serta pemberian penghargaan kepada tokoh yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan tari di Indonesia.

Seluruh program pada IDF 2016 ini didesain oleh kurator yang terdiri dari Helly Minarti (Indonesia), Tang Fu Kuen (Singapura), dan Seno Joko Suyono (Indonesia). Ketiga kurator dibantu oleh tiga asisten kurator—Taufik Darwis, Nia Agustina, dan Agnesia Linda—lulusan Workshop Kuratorial Tari yang diselenggarakan oleh IDF pada November 2015. Tema IDF 2016 adalah Tubuh Sonik. Dengan tema ini, IDF 2016 hendak membicarakan segala kemungkinan perwujudan artistik yang merujuk pada tubuh manusia bersama gelombang suara di berbagai ruang dan dimensi-dimensinya yang saling berinterferensi satu sama lain. Dalam setiap ruang dan konteks tempatnya berada, tubuh manusia dapat menjadi pusat interferensi sekaligus memancarkan gelombang sebagaimana suara yang dapat menjelajah ke mana saja, merasuk ke berbagai dimensi untuk kemudian menemukan dirinya yang baru.

IDF adalah sebuah festival tari yang diselenggarakan untuk mendorong kreativitas seniman tari sekaligus sebagai event tetap agar masyarakat umum dapat menikmati karya-karya tari kontemporer koreografer Indonesia dan dunia terkini. Dalam konteks Indonesia dengan kekayaan budaya berikut latar sosial dan tradisi yang sangat beragam, IDF diharapkan menjadi wahana pertemuan kreatif berbasis pengalaman trans-kultural sebagai proses pembelajaran bagi semua orang untuk menjelajahi, menyelami, dan membuka diri terhadap segala perbedaan guna membangun saling pengertian yang lebih mendalam. Melalui tari, IDF hendak mengajak masyarakat agar menyelami dan memahami keragaman sehingga dapat lebih memahami diri sendiri bersama orang lain. Hal ini semakin terasa penting dalam situasi di mana penghargaan terhadap keragaman terasa semakin berkurang.

IDF 2016 TUBUH SONIK terselenggara atas dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, Kementrian Pariwisata, Bank Mandiri, Djarum Bakti Budaya, Institut Français Indonésia, Japan Foundation, Kedutaan Besar Australia, dan lain-lain. Contact Person: Maria Darmaningsih (Direktur Program) : 081311152057. Nungki Kusumastuti (Direktur Keuangan) : 0816859519. Iqbal (Media Relation) : 081285540750.

370 views0 comments
bottom of page