top of page

LSPR dan London School Centre for Autism Awareness Resmikan “Sahabat Spesial”


It takes a village to raise a child. It takes a child with autism to raise the consciousness of the village.” – Coach Elaine Hall Masyarakat Indonesia—dapat dikatakan—masih belum mengerti urgensi mengenai penanganan neurodevelopmental disorder layaknya autisme. Hingga kini, masih banyak orangtua yang malu akan anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu, guru-guru pun terlihat kebingungan untuk membimbing anak-anak luar biasa tersebut. London School of Public Relations (LSPR) Jakarta melalui London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) telah meresmikan pembentukan komunitas Sahabat Spesial. Sahabat Spesial adalah komunitas yang dibentuk sebagai wadah penyebaran informasi tentang dunia autisme. Komunitas tersebut juga memberdayakan mahasiswa, guru, dan orangtua yang peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Peresmian tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016 di SDN Slipi 18 Pagi, Jln. KS. Tubun III Dalam, RT 002/RW 002, No. 37, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. Acara yang bertujuan mulia tersebut diselenggarakan pada pukul 09.00—10.30. Sejak pagi, anak-anak dan guru-guru terlihat sangat antusias untuk mengikuti terselenggaranya acara. LSCAA memang ingin terus mengembangkan komitmen dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme. Atas dasar tersebut lah, komunitas Sahabat Spesial kemudian didirikan. Nama Sahabat Spesial, dipilih atas dasar semiotika untuk mengatakan bahwa orang-orang yang berada di dalam komunitas tersebut adalah sahabat bagi setiap anak spesial. Sahabat Spesial mengajak kerja sama dengan SDN Slipi 18 Pagi Jakarta Barat yang saat ini menangani 50 anak berkebutuhan khusus. Dalam kerja sama ini, Sahabat Spesial akan menggunakan satu ruang kelas di sekolah tersebut untuk digunakan sebagai tempat belajar dan mendekatkan para relawan terkait dengan edukasi mengenai autisme. Kegiatan tersebut akan dilakukan ketika kegiatan sekolah sudah berakhir. Sebelum ini, LSCAA telah memberikan pelatihan kepada 5028 guru yang mewakili 1616 Sekolah Dasar se-Jabodetabek. Orangtua pun dilibatkan dengan berbagi pengalaman dengan yang lainnya dan telah diikuti oleh 264 orang.

106 views0 comments
bottom of page