top of page

HAMMERSONIC 2016, Hadiah Pesta Musik untuk Para Metalheads


Rasanya sudah lama sekali sejak Above92 terakhir kali mengunggah video ke dalam channel YouTube-nya. Bahwasanya sekarang ia tengah sibuk melanglang buana keliling dunia dengan sebuah grup metal asal Inggris. Tidak banyak penggemar grup Asking Alexandria yang mengetahui bahwa sang vokalis baru, dulunya adalah seorang YouTuber. Video-video yang ia unggah adalah video cover dari grup-grup yang ia gemari, termasuk grup Asking Alexandria. Akan tetapi kini, Denis Stoff tengah menggapai mimpinya sebagai vokalis grup yang dahulu ia gemari. Musik metal tidak mengenal batas. Sebagai seseorang yang pernah memasuki gaya hidup gig underground di bagian selatan Jakarta, musik metal sudah terasa sangat jauh meredup. Venue musik underground yang dahulu berdiri di setiap sudut kota perlahan menghilang. Mereka tergantikan dengan musik-musik independen, jazz, psychedelic, britpop, RnB, dan pop yang biasa terdengar di radio, atau kafe dan bar sekitar Kemang. Akan tetapi, pernahkah musik metal betul-betul menghilang? Setelah Bring Me the Horizon menggonta-ganti aliran menjadi lebih halus, setelah kematian Mitch Lucker membirukan karier Suicide Silence, setelah Alissa White-Gluz hengkang dari The Agonist, setelah Killed By Butterfly mengaburkan sosoknya, sebetulnya metal tidak pernah betul-betul habis dimakan waktu. Hal tersebut dibuktikan dengan keseruan Hammersonic. Setiap tahun, idealisme Hammersonic untuk membawakan grup-grup metal lokal dan internasional telah membawa mereka ke pengakuan para penikmat musik semua aliran. Hammersonic adalah festival musik paling “suci”. Jika festival musik bertajuk jazz sudah terbobol grup-grup pop dan rock, Hammersonic tidak pernah kehilangan kemurniannya. Grup-grup yang diundang tidak pernah terlepas dari musik underground dengan distorsi gitar yang memekakkan telinga dan entak drums yang begitu keras. Dapat dikatakan, musik paling “halus” yang membobol Hammersonic adalah musik aliran punk yang paling keras, hardcore punk. Hammersonic 2016 tidak kenal lelah. Sepanjang tanggal 17 April 2016, di Ecopark, Ancol terdengar suara riff gitar yang turun sampai drop D dan drop B. Teriakan para vokalis terdengar seperti suara merdu seorang penyanyi seriosa di telinga para metalheads. Tidak salah juga, salah satu line-up Hammersonic 2016, Leaves’ Eyes, memang menggabungkan teknik seriosa dengan musik metal. Sekilas mengingatkan kepada grup Nightwish, walau musiknya terdengar sangat berbeda. Hari itu, grup-grup metal dari seluruh penjuru dunia berlomba-lomba menunjukkan giginya. Segala macam teknik vokal mereka keluarkan; exhale scream, inhale scream, growl, pig squeals. Akan tetapi, terdapat beberapa grup yang memang ditunggu-tunggu metalheads yang datang pada kali itu. Grup metal asal Indonesia yang penggemarnya akrab disebut dengan Begundals, Burgerkill betul-betul mengguncang panggung indoor, Sound of Steel. Hujan deras di luar membuat hampir seluruh pengunjung masuk ke dalam area dalam-ruang. Kebetulan, mereka disambut oleh grup metal lokal papan atas tersebut. Tidak main-main, penonton diajak melakukan wall of death dan circle pit selama berulang-ulang kali. Pemandangan mosh-pit yang megah tersebut juga dapat dilihat dari tribun. Rasanya, jenis musik lain tentu sulit untuk menciptakan arena “bermain” seperti itu. Tidak ada juga polisi skena yang sibuk mengkritik penonton yang tidak ikut menganggukkan kepalanya. Semua penggemar bebas menikmati musik metal dengan caranya sendiri. Selain Burgerkill, tentu dalam kelas internasional, Walls of Jericho yang dimukai oleh vokalis perempuan senior, Candace, tentu menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu. Badannya yang kekar dan teknik scream-nya yang setara dengan laki-laki mengaburkan ketidaksetaraan jender di dunia musik metal. Sayang sekali, grup seperjuangan yang biasa disandingkan dengan Walls of Jericho, Arch Enemy, tidak hadir mendampingi mereka. Bisa-bisa terjadi adu unjuk bakat antara dua vokalis perempuan pionir feminisme di dunia per-metal-an. Tentu saja, setelah itu ada Asking Alexandria. Sejak dulu, grup ini memang menargetkan pasar kepada anak-anak muda. Rasanya, sejak dulu, memang teman-teman yang masih duduk di bangku SMA yang menggandrungi grup ini. Ternyata kini pun hal tersebut masih tetap sama. Walaupun generasi sudah berbeda, tetapi target masih sama. Memang gaya yang ditawarkan oleh grup ini cocok untuk umur-umur remaja. Vokalisnya, Denis Stoff, mempunyai rambut dengan fringe yang dapat dikibaskan ke sana ke mari. Sosoknya mudah digemari anak muda. Musiknya yang mencampurkan vokal scream dan vokal bersih juga membuat lagu-lagu mereka cenderung dapat dinyanyikan dan dihafalkan penggemar. Ketika lagu “The Black” dan “The Final Episode” dimainkan, penonton dengan megah ikut bernyanyi bersama.

Akan tetapi, tidak hanya anak muda, generasi yang lebih tua pun dimanjakan dengan kehadiran Angra dan Suffocation. Angra adalah grup power metal yang terbentuk pada tahun 1991. Lagu-lagunya menonjolkan melodi gitar dan vokal yang tinggi. Adapun Suffocation adalah salah satu pionir death metal yang terbentuk pada tahun 1988. Malam itu, Hammersonic 2016 memang menjadi hadiah pesta musik metal bagi para metalheads. Mereka telah setia kepada jenis musik metal selama bertahun-tahun sehingga scene musik tersebut tidak pernah hilang dari peredaran. Seiring dengan waktu, rasanya musik metal akan terus berkembang. Dengan begitu, Hammersonic pun dapat terus menemani di tahun-tahun berikutnya.

68 views0 comments
bottom of page