top of page

Keajaiban Denting Piano Klasik-Kontemporer Giovanni Allevi


Pada malam hari tanggal 8 April 2016, hall Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, betul-betul dipenuhi penonton. Memang tidak sampai menyesakkan, tetapi lantai hall tertutup dengan kaki-kaki yang berbaris memasuki ruang pertunjukan. Semua terlihat sangat antusias untuk melihat pertunjukan yang dimulai pada pukul 19.30 itu. Piano Recital of Contemporary Classical Music by Giovanni Allevi yang dipersembahkan oleh Istituto Italiano di Cultura (Pusat Kebudayaan Italia) siap menyihir penonton dengan denting solo piano. Malam itu, Ananda Sukarlan, pianis kondang asal Indonesia--yang namanya sudah mendunia--menjadi pembuka spesial. Ia memainkan mahakarya Giovanni Allevi yang berjudul “Secret Love”. Semua penonton terdiam dalam haru akan persembahan tersebut. Tidak lama kemudian, maestro asal Italia tersebut akhirnya naik ke atas panggung. Perawakannya yang santai (melakukan konser resmi dengan mengenakan kaus hitam dan jins) tentu membuat penonton merasa dekat. Sekilas saja, kerendahan hati sang pianis ternama itu terlihat dari gayanya berbicara. Giovanni Allevi selalu membuka tiap lagu yang dimainkan dengan cerita-cerita manis tentang keluarga dan masa kecilnya. Tidak jarang cerita-cerita tersebut diselipkan dengan humor yang membuat penonton tertawa. Beberapa lagu yang dimainkan pada malam itu memang terinspirasi dari masa kecil dan anak-anaknya. Dapat terlihat dengan jelas bayangan di lagu “My Family” membawa pendengar ke pemandangan Italia yang disiram cahaya keemasan dari matahari. Terdapat dentingan-dentingan kelereng yang dilemparkan ke pagar rumah. Semua tentu hanya ada di bayangan saja. Pendengar juga tidak harus tahu apakah rumah-rumah di Italia mempunyai pagar atau tidak. Akan tetapi, di sanalah letak keajaiban lagu klasik-kontemporer instrumental. Sebuah mahakarya dapat membawa pendengar melanglang buana ke bagian dunia yang lain. Musik-musik Allevi memang disebutkan sebagai musik yang intim. Dideskripsikan sebagai “classical rebel” dan “infant terrible”, musik Allevi mengkombinasikan ritme khas Eropa dengan gambaran masa kini. Ia juga disebut sebagai seorang fenomena. Karyanya sudah dimainkan di depan jutaan penonton di Carnegie Hall, sampai ke Beijing Olympic Games, dan sampai ke Arena di Verona. Musiknya memang tidak terdengar seperti karya kompleks komposer avant-garde. Akan tetapi, kontribusi Allevi telah menghadiahkannya sebuah penghargaan dari Presiden Giorgio Napolitano, Paus Francis, Paus Benedict XVI, dan peraih Nobel, Mikhail Gorbachev. Di antara karya-karyanya yang paling besar, “Alien”, “Secret Love” dan “Love” lah yang paling ditunggu-tunggu malam itu. Ia memainkan dua encore, yakni “Secret Love” dan salah satu karya Ananda Sukarlan, “Rapsodia Nusantara”. Haru kembali menderu, mendengar lantunan piano dengan nuansa kesundaan dimainkan oleh seseorang berkebangsaan Italia. Sebelum konsernya di Jakarta, Giovanni Allevi telah melakukan tur Asia Tenggara ke Singapura dan Bangkok. Konser tersebut pun didukung oleh PBB dan WHO, sehubungan dengan Hari Kesehatan Dunia pada tanggal 7 April. Allevi memang banyak tergabung dalam kegiatan sosial dan humanitarian. Ia menjadi duta Save The Children pada bulan Desember 2013. Dalam hal ini, Allevi mengadakan acara temu yang berkolaborasi dengan Ananda Sukarlan Center. Acara tersebut mengundang murid-murid muda berbakat yang memainkan karya-karya Allevi. Salah satu anak yang hadir bahkan menyandang difabilitas, tetapi bermain sama hebatnya dengan anak-anak yang lain.

45 views0 comments
bottom of page