Salah satu gitaris berbakat Indonesia, Tesla Manaf Effendi, sedang berjuang mengumpulkan dana untuk membiayai turnya di Jepang pada 12—22 Maret 2016 mendatang. Putra pasangan Imam Aditya Effendi dan Tuti Effendi ini mengenal musik melalui beragam album koleksi ayahnya. Mulai dari Mahavishnu Orchestra, Gentle Giant, Emerson Lake & Palmer, Soft Machine, hingga musik karya komposer Claude Debussy, Bela Bartok, dan Krzysztof Penderecki didengarkannya. Melihat potensi dan kerja keras musisi muda tersebut, para musisi senior tergerak turut memberi sokongan untuk membantu dan mendukung perjalanan konser internasional Tesla Manaf. Karena tumbuh besar di lingkungan keluarga yang menggemari musik, Tesla mengungkapkan bahwa setiap ruangan di rumahnya memiliki suara masing-masing. Ruang keluarga didominasi musik ayahnya, dapur jadi teritorial musik ibunya, sementara kamar diisi musik kegemaran kakaknya.
Pada umur sembilan tahun, ia mulai kursus gitar klasik di Yamaha Music School. Walaupun mendalami musik klasik, pria kelahiran Jakarta ini juga menjelajahi musik jazz dan world music. Meski perpaduan ketiga unsur tersebut membuat karyanya semakin kaya, di sisi lain beberapa orang menganggap musik yang dimainkannya susah dicerna. Tepat pukul 20.00 WIB, bertempat di Kedai Kopi 89, Kemang Raya, Jakarta Selatan, sejumlah nama musisi besar Tanah Air ambil bagian dalam gelaran malam penggalangan dana untuk tur Tesla Manaf. Dewa Budjana, Tohpati, Gerald Situmorang, Ginda Bestari, Danilla, dan Monita Tahalea secara bergantian tampil menghiasi malam dingin yang diselimuti hujan dengan nada-nada indah.
Acara bertajuk "A Fundraising Event For Tesla Manaf Japan Tour" dihadiri sejumlah kerabat Tesla sesame musisi dan para donator. Setiap penonton yang hadir dikenakan donasi sebesar Rp100.000,00- dan akan mendapatkan CD album, plus soft drink. Intan Anggita Pratiwi selaku inisiator tur Tesla Manaf di Jepang mengaku bahwa ide awal menggelar penggalangan dana yang melibatkan para musisi datang dari Dewa Budjana (gitaris kelompok Gigi). "Awalnya bli Dewa Budjana mau bantu Tesla dengan mengajak Tohpati. Cari tempatnya susah. Akhirnya hubungi David Karto (pemilik Demajors Records). Jadinya tempat didukung sama Demajors dan Kedai Kopi 89. David kemudian mengajak musisi-musisinya juga untuk ikutan," tutur Intan yang bersama suaminya, Aria Angga Dwipa, mendirikan toko musik Substore Records.
Intan juga telah menggagas penggalangan dana untuk tur ini di ranah digital melalui situs Kita Bisa. Ada lima pilihan donasi yang bisa dilakukan, mulai dari Rp125 ribu hingga Rp10 juta. Setiap pilihan donasi akan mendapatkan ganjaran setimpal. Hingga hari penyelenggaraan konser donasi, jumlah donasi yang terkumpul telah mencapai lebih dari Rp31 juta. Kelompok Mocca asal Bandung telah pula menjual album Friends versi piringan hitam dengan sistem lelang di Substore berisi tanda tangan semua personel. Album tersebut sukses terjual Rp1,5 juta dan disumbangkan untuk membiayai keperluan tur alumni Universitas Padjadjaran itu selama di Jepang.
Dalam penampilannya malam itu, Tesla memainkan nomor-nomor yang ia kemas dalam beberapa album yang ia ciptakan beberapa tahun belakangan, album perdananya yang dirilis Moonjune adalah A Man's Relationship with His Fragile Area pada Desember 2014. Sejatinya itu adalah album keempat Tesla setelah Grace & Tesla (2010), DIG This (2011), dan It's All Yours (2011) yang dirilis secara independen. Lagu-lagu dalam albumnya tersebut juga menghiasi akun Soundcloud-nya. Selama menggelar tur di Jepang, Tesla Manaf akan manggung sebanyak enam kali selama 10 hari di Tokyo, Nagoya, Kyoto, dan Osaka.