top of page

‘Nyonya Nomor Satu’ Tutup Produksi Indonesia Kita di Tahun 2015


Setelah sukses dengan beragam pementasan, Indonesia Kita garapan trio kreatif Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto serta Agus Noor, didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya kembali hadir di penghujung tahun 2015 dengan lakon berjudul “Nyonya Nomor Satu” pada 27—28 November 2015 lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Program Indonesia Kita yang merupakan produksi ke-18 tersebut hadir dengan tema Monumen Kenangan yang berlatar belakang kelompok tonil/stamboel komedi yang mulai bangkrut. Para bintang-bintang lama di kelompok itu mulai gelisah, karena kini mereka seolah hanya tinggal sebagai sebuah monumen kenangan. Sementara mereka terus berusaha untuk tetap eksis dalam dunia hiburan panggung. Di tengah situasi yang menggelisahkan seperti itu, muncul mantan pemain kelompok Stamboel Komedi yaitu Tukiyem, yang membuat kaget kelompok tersebut. Ia yang dulu hanya kebagian peran-peran kecil, kini ia telah kaya raya dan menganggap dirinya sebagai Nyonya Nomor Satu, selalu ingin menjadi yang utama dan menjadi primadona. Ia berkeinginan menolong untuk menghidupkan kembali kelompok kesenian yang hamper gulung tikar tersebut dengan satu syarat: ia menjadi pemeran utama. Dengan kekayaan yang dimilikinya, ia merasa bisa mengatur segalanya, termasuk cerita dan lakon yang akan dipentaskan. Sementara itu, ada tokoh calon primadona yang lebih disukai dan diharapkan menjadi bintang di kelompok itu. Maka persaingan di antara keduanya pun terjadi, tak hanya perebutan peran sebagai primadona, tapi juga perebutan kisah cinta yang membuat suasana di kelompok itu makin kusut. Upaya permainan dukun, jampi-jampi bahkan intrik-intrik antar pemain membuat situasi bertambah konyol dan kocak. Hingga akhirnya, terbongkarlah rahasia yang selama ini ditutup-tutupi. Pementasan produksi ‘Nyonya Nomor Satu’ ini diramaikan kolaborasi seniman seperti Titiek Puspa, Koes Hendratmo, Happy Salma, Tarsan, Cak Lontong, Susilo Nugroho, Yu Ningsih, Trio GAM (Gareng, Joned, Wisben), Kelompok Duta Cinta Indonesia. Sebagai satu seri penutup tahun, setelah muncul pertama kali 2011 lalu, Indonesia Kita, berhasil menciptakan dan mengembangkan tontonan-tontonan yang dibutuhkan masyarakat untuk membebaskan dan mencerdaskan pikiran. Pentas-pentas yang disajikan pun memenuhi hasrat dan kerinduan penonton akan hiburan yang berkualitas. Hasrat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah tontonan hiburan berkualitas pun selalu terlihat jelas dalam tiap pementasan produksi Indonesia Kita, begitu pula ketika “Nyonya Nomor Satu” dipentaskan 27—28 November 2015 lalu. Tiket yang sudah terjual habis jauh sebelum hari pementasan menjadi bukti nyata kerinduan masyarakat akan sebuah hiburan berkualitas yang disajikan Kayan Production. Puluhan makelar tiket terlihat hilir mudik di area pementasan, tidak hanya menjual tiket bahkan mereka turut mencari tiket tersisa dari penonton untuk dibeli dan dijual kembali. Melihat hal tersebut Kayan Production berinisiatif menambah jam pementasan pada Sabtu siang , 28 November 2015. Seperti yang sudah diduga begitu loket dibuka tiket langsung terjual habis. Teater Indonesia Kita dalam pementasannya selalu mempunyai pasar tersendiri di tengah pertumbuhan teater di Tanah Air. Dengan cukup gagah mereka menyajikan sebuah dimensi baru dalam cara berteater yaitu memadukan sebuah manajemen yang cukup tertata serta dipadu padankan denga n menampilkan kekayaan kebudayaan di Nusantara. Dalam tiap pementasannya Indonesia Kita bersama Kayan selalu hadir sebagai menyinggung isu hangat dan cerminan dari kehidupan sosial politik masyarakat kontemporer.

25 views0 comments
bottom of page