top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Mengedukasi Anak-anak dengan Cerita Rakyat Timun Mas

Artikel & Foto: Galeri Indonesia Kaya

Anak-anak memiliki dunia yang sangat menyenangkan dan penuh imajinasi positif. Dalam rangka menyambut liburan anak di pertengahan bulan Juni, Galeri Indonesia Kaya bersama Rumah Cerita Anak mempersembahkan sebuah pertunjukan operet mini yang mengangkat cerita rakyat Indonesia bertajuk Timun Mas di Auditorium Galeri Indonesia Kaya pada hari ini. “Komitmen Galeri Indonesia Kaya untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda salah satunya yaitu dengan menampilkan sebuah pertunjukan berisi cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk belajar sambil bermain. Sehingga anak-anak Indonesia masa kini menjadi lebih antusias untuk menyimak dan mengetahui cerita dari pertunjukan yang dibawakan oleh Rumah Cerita Anak, dan tentunya menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap budayanya, budaya Indonesia,” ujar Renitasari Adrian Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Rumah Cerita Anak kali ini menampilkan operet mini cerita rakyat Indonesia yang menarik untuk ditonton keluarga. Cerita yang diangkat kali ini berjudul Timun Mas dari Jawa Tengah, bercerita tentang seorang ibu yang menginginkan seorang anak. Seorang raksasa berkata akan memberikan seorang anak, dengan syarat ia akan mengambil kembali anak tersebut setelah 17 tahun. Setelah genap 17 tahun, sang ibu telah jatuh sayang pada anak yang ia berikan nama Timun Mas, dan akhirnya ia dan anaknya berusaha untuk menghindar dari raksasa.

“Kami senang sekali dapat menghibur penikmat seni di Galeri Indonesia kaya, khususnya anak-anak yang menurut kami mereka membutuhkan sajian yang ringan namun mengedukasi dengan adanya muatan lokal namun tetap adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan bagi anak-anak. Kami harap baik anak-anak maupun penonton dewasa dapat terhibur dengan operet mini modern yang kami bawakan,” ujar Miss Wiwin salah satu pendongeng dari Rumah Cerita Anak. Penampilan yang berbentuk operet mini ini dibuat dengan balutan musik modern yang juga menggunakan alat musik tradisional dan multimedia dan lighting yang mendukung penyampaian cerita, sehingga selain cocok untuk anak-anak juga menarik untuk ditonton orang dewasa. Melalui pertunjukan ini, Galeri Indonesia Kaya dan Rumah Cerita Anak berharap dapat menyampaikan kembali cerita rakyat kepada generasi baru Indonesia sehingga cerita rakyat tak hilang ditelan zaman. *** Sekilas Galeri Indonesia Kaya (GIK) Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai wujud komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Ruang publik yang berlokasi di West Mall Grand Indonesia Shopping Town lantai 8 ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya bagi generasi muda, dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya. Konsep desain mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam kekinian diangkat di dalam interior seperti rotan, motif parang, bunga melati, batok kelapa dan kain batik tulis dari 12 daerah sebagai ornamen. Secara keseluruhan, terdapat 12 aplikasi yang bisa ditemukan di GIK, antara lain: Sapa Indonesia, Video Mapping, Kaca Pintar Indonesia, Jelajah Indonesia, Selaras Pakaian Adat, Melodi Alunan Daerah, Selasar Santai, Ceria Anak Indonesia (Congklak), Layar Telaah Budaya (Surface), Arungi Indonesia, Area Peraga, dan Fantasi Tari Indonesia. Tempat seluas 635 m² ini juga memiliki auditorium yang didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya. Setiap pelaku seni memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan.

Jumlah pengunjung GIK mulai dari awal tahun 2015 hingga bulan April kemarin mencapai angka 28.445 pengunjung dan 5.688 penikmat seni. Kegiatan yang diadakan di GIK terdiri dari pertunjukan film, talkshow, press conference, shooting/photoshoot, sastra, seni peran, tari, fashion show, workshop, pertunjukan musik dan kunjungan budaya. Untuk dapat menggunakan semua fasilitas tersebut, masyarakat hanya perlu mengirimkan proposal program dan kegiatan kepada tim GIK. Proses kurasi serta pengaturan jadwal pementasan dan promosi ditangani langsung oleh tim internal untuk kemudian dipilihlah program-program yang sesuai dengan konsep GIK. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia. (*) Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: IMAGE DYNAMICS Amanda #081298287317 (amanda@imagedynamics.co.id) Annisa #087722046515 (annisa@imagedynamics.co.id) Reonanda #081312792873 (reonanda@imagedynamics.co.id)

206 views0 comments
bottom of page