top of page

Sosok Kartini di Mata Hakim Agung Dr. Nurul Elmiyah SH. MH


Lebih dari satu abad sudah RA Kartini meninggalkan kita. Namun hingga kini namanya senantiasa dikenang oleh masyarakat Indonesia, karena perjuangannya yang tak pernah henti ingin memajukan tak hanya kaumnya, namun juga seluruh bangsa Indonesia. Cita-citanya adalah memunculkan wanita-wanita Indonesia terdidik, memiliki budi pekerti, dan keterampilan sehingga pondasi bangsa ini dapat diisi dengan anak-anak bangsa yang berpendidikan, memiliki budi pekerti, akhlak yang baik, dan juga kreatif. Ingin meresapi kembali perjuangan RA Kartini, pagi itu Seputar Event berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu Kartini Modern kebanggaan bangsa, Dr. Nurul Elmiyah SH. MH, yang saat ini menjabat sebagai Hakim Agung Republik Indonesia. Bagaimana pandangan Anda tentang sosok RA Kartini dan perjuangannya? Saya melihat RA Kartini merupakan sosok awal penggerak kebebasan kaum perempuan jauh sebelum kaum ramai feminis di negeri ini. Pemikiran-pemikiran yang dicetuskan untuk mendobrak stereotip yang tumbuh di masyarakat pada masa itu, yang mana pendefinisian dan citra perempuan hanya sekadar “ahli dapur,” ia tuangkan dalam tulisan-tulisannya. Meski terkekang dalam sebuah keluarga yang kolot, namun ia toh tidak pernah menyerah untuk menyuarakan bentuk emansipasi agar perempuan dapat menerima hak yang sama untuk belajar, berkarya, dan menunjukkan “tajinya” di antara kaum laki-laki. Sejauh mana kartini sudah menginspirasi Anda? Sangat jauh dan sangat berpengaruh. Meski saya tidak membaca seluruh karyanya, namun sosok Kartini pasti membawa semangat bagi seluruh kaum perempuan di Indonesia. Menyadarkan bahwa perempuan tidak boleh hanya bergantung pada laki-laki ataupun suami. Perempuan harus dapat menjadikan dirinya sebagai seseorang yang diakui keberadannya agar tidak menjadi sebagai pengekor laki-laki. Bagaimana proses karier Anda sejauh ini dan hubungannya dengan Kartini? Sebagai seorang hakim agung yang berasal dari kalangan akademisi, bukannya hakim profesi, membuat saya berkeinginan untuk memperbaiki sistem hukum di negara ini melalui studi-studi yang pernah saya jalani dan terapkan di universitas. Bisa dibilang, menjadi seorang hakim agung perempuan merupakan tugas yang menantang, terlebih karena profesi ini didominasi oleh kaum laki-laki. Jumlah hakim agung perempuan yang ada di Indonesia sejauh ini hanya tiga, yang pastinya masih terlalu sedikit dibandingkan dengan negara yang sebesar ini. Pemerataan ini yang sangat diperlukan dan penambahan jumlah hakim agung juga menjadi hal krusial yang harus dilakukan melihat banyaknya perkara yang disidangkan. Selain menjadi hakim agung, saya juga merupakan dosen S2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dengan begitu, saya berusaha agar saya turut andil dapat “mencetak” hakim-hakim yang mumpuni dan dapat menjaga keadilan bangsa ini. Apa harapan Anda tentang wanita Indonesia? Saya berharap Hari Kartini tidak hanya menjadi sekadar peringatan dengan mengenakan busana kebaya ataupun menyanyikan lagu Kartini. Namun, yang jauh lebih penting adalah bagaimana pengaplikasian semangat Kartini untuk maju dan berkembang keluar dari zona nyaman melihat kehidupan yang baru. Karena, setiap ada kemauan pasti ada jalan! Menjelang siang perbincangan kami pun usai. Sungguh percakapan singkat, namun sarat akan inspirasi. Terlihat kini jika perjuangan yang dulu dilakukan oleh RA Kartini tak sekadar kesetaraan gender saja, melainkan ingin membangun pondasi bangsa agar lebih berpendidikan, berbudi pekerti, berakhlak baik, dan juga kreatif. Dan apabila hasilnya kini kita memiliki “Kartini Modern” semisal Dr. Nurul Elmiyah SH. MH ini, maka itu hanyalah bonus dari perjuangan beliau. Tak salah rasanya Seputar Event mengulas lebih dalam mengenai perjuangan RA Kartini hingga mendatangi “jantung” perjuangan RA Kartini, Jepara. Dan untuk melihat hasil liputan kami lainnya, sila kunjungi laman berikut ini: http://goo.gl/t6Xrqu

436 views0 comments
bottom of page