top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Teater Gandrik Pentaskan Tangis

Artikel: Prety Astiamelinda | Foto: Yudika Nababan

tangis teater gandrik 2015 (1).JPG

Cermin kehidupan yang dipenuhi dengan dendam, kebohongan, dan kepentingan segelintir orang tergambar dari tiap-tiap lakon dan adegan yang dimainkan. Kadang mencekam, kadang mengocok perut. Selama tiga jam, tim Seputar Event terbuai dengan ragam adegan yang dipersembahkan oleh kelompok teater Gandrik.

Malam itu, 20 Februari 2015, tim Seputar Event berkesempatan untuk menyaksikan lakon Tangis yang dipersembahkan oleh kelompok teater yang berasal dari Yogyakarta tersebut. Setelah sebelumnya tampil memukau di Yogyakarta pada 11-12 Februari 2015, kali ini Taman Ismail Marzuki dipilih oleh kelompok teater yang sudah berdiri sejak 12 September 1983 itu sebagai tempat untuk mementaskan lakon Gandrik kepada para para penontonnya di Jakarta.

Tangis merupakan sebuah karya yang dikembangkan oleh Agus Noor berdasarkan naskah lama yang pada awalnya ditulis oleh Alm. Heru Kesawan Murti yang berjudul Tangis dan Juragan Abiyoso. Agus Noor diberi kebebasan menulis ulang struktur adegan juga alur ceritanya agar memiliki konteks yang lebih segar sehingga sesuai dengan situasi yang sedang berkembang saat ini

tangis teater gandrik 2015 (2).JPG

Satu jam menjelang pertunjukan di mulai, pukul 19.00 WIB, tim Seputar Event sudah tiba di lokasi. Tak dinyana, walaupun lakon ini sudah dipentaskan beberapa kali namun masih menyedot minat banyak pengunjung yang dapat dilihat dari ludesnya tiket yang disediakan oleh penyelenggara.

Beberapa pesohor dan petinggi negara ini pun tampaknya tak ingin ketinggalan momen menyaksikan lakon yang pernah ditampilkan pada 2014 ini. Sebut saja Menteri Agama Lukman H. Syaifuddin, Nusron Wahid, Slamet Raharjo, Sujiwo Tejo, Olga Lydia, serta Dahlan Iskan pun turut hadir untuk menyaksikan penampilanDjaduk Ferianto, Butet Kertarajasa, Susilo “Den Baguse” Nugroho, serta para pemain Teater Gandrik malam itu.

tangis teater gandrik 2015 (27).JPG

Pada awal cerita penonton disuguhkan pemandangan panggung yang terkesan berantakan dan penuh aura mistis. Ternyata itu merupakan gambaran Perusahaan Batik Abiyoso yang telah bangkrut dan konon katanya berhantu. Hantu Sumir menghantui setiap denyut perusahaan Batik Abiyoso. Kata orang, Sumir merupakan karyawan yang memimpin demo buruh batik. Namun tiba-tiba Sumir lenyap. Entah menghilang, atau sengaja dihilangkan.

Suasana mencekam itu bercampur aduk dengan tawa penonton ketika seorang dalang atau Pak Dulang yang diperankan oleh Susilo “Den Baguse” Nugroho mampu membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal lewat guyonan cerdasnya.

tangis teater gandrik 2015 (3).JPG

Cerita kemudian ditarik ke belakang yang mengisahkan tentang detik-detik jatuhnya Perusahaan Batik Abiyoso. Abiyoso yang diperankan oleh Butet Kertarajasa yang merupakan pemilik perusahaan batik terpukul ketika harus dihadapkan pada kenyataan akan kematian pemimpin perusahaan batik Abiyoso, Muspro. Tak sekadar memimpin perusahaanya, Muspro juga merupakan sahabat Abiyoso sejak zaman kemerdekaan.

tangis teater gandrik 2015 (25).JPG

Muspro mati gantung diri dan kabarnya karena hutang perusaahaan yang menumpuk di Bank. Hutang yang disebabkan praktik mengemplang para pemesan batik, yang tak lain adalah kaki-tangan partai dan perpanjangan tangan korupsi di pemerintahan. Kematian Muspro ternyata tidak hanya meninggalkan duka tetapi juga memunculkan persoalan. Persoalan yang tak hanya muncul di rumah Abiyoso, namun akhirnya melebar ke karyawan. Kematian Muspro akhirnya berujung pada perebutan kekuasaan untuk memimpin perusahaan batik tersebut. Abiyoso ingin memilih Prasojo yang merupakan anak Muspro, namun ia harus berhadapan dengan istrinya yang menginginkan anak mereka, Pangajab, untuk memimpin perusahaan tersebut. Ditambah masa lalu Abiyoso yang kerap menghantui dirinya, maka tangisan merupakan cara yang dianggap ampuh meluluhkan Abiyoso agar menerima Pangajab.

tangis teater gandrik 2015 (14).JPG

Pada akhirnya Prasojo mengundurkan diri, Abiyoso mati dalam kekecewaan, istri Abiyoso menjadi gila dan Pangajab masuk penjara karena membunuh mandor perusahaan. Di akhir cerita diketahui ternyata Sumir merupakan anak hasil hubungan gelap Abiyoso dan istri Muspro. Pak dalang yang juga sebagai Pak Dulang adalah ayah angkat Sumir. Pak Dulang menyimpan dendam kepada Abiyoso. Dan ternyata Pak Dulang lah merupakan “dalang” kehancuran Pabrik Batik Abiyoso.

tangis teater gandrik 2015 (30).JPG

Lakon Tangis kali ini ternyata tidak hanya menampilkan aksi panggung yang apik, dan kekuatatan karakter dari pemainnya tetapi juga sindiran-sindiran yang berkaitan dengan situasi yang terjadi saat ini, di antaranya pemimpin negara agar tidak menggembosi KPK, parpol menang yang belum tentu menepati janji, budaya malu yang kian menipis pada generasi muda maupun orang yang mempunyai status tersangka tetapi merasa tidak berdosa, sampai penjilat yang memanfaatkan tangisan demi mencapai tujuannya.

tangis teater gandrik 2015 (28).JPG

Ada yang menarik dari pertunjukan kali ini, yaitu ketika pertunjukan masih berlangsung, Sang Dalang turun dari panggung dan berinteraksi dengan beberapa tamu yang hadir, di antaranya Nusron Wahid, Dahlan Iskan, dan Menteri Agama Lukman H. Saifuddin. Beberapa pertanyaan yang disertai canda dilontarkan oleh sang dalang sehingga suasana yang sedianya tegang menjadi segar kembali.

tangis teater gandrik 2015 (21).JPG

Waktu pementasan yang terbilang panjang tak lantas membuat para penonton menjadi bosan. Karena, pada pemain telah sukses menampilkan lakon Tangis yang telah diperbaraui ini dengan amat sangat baik. Dan yang terpenting adalah semangat memperbaharui karya Alm. Heru Kesawa Murti oleh Agus Noor mungkin menjadi momen penting untuk perkembangan Teater Gandrik ke depannya.

tangis teater gandrik 2015 (10).JPG
tangis teater gandrik 2015 (13).JPG
tangis teater gandrik 2015 (9).JPG
tangis teater gandrik 2015 (12).JPG
tangis teater gandrik 2015 (15).JPG
tangis teater gandrik 2015 (17).JPG
tangis teater gandrik 2015 (20).JPG
tangis teater gandrik 2015 (25).JPG
tangis teater gandrik 2015 (23).JPG
tangis teater gandrik 2015 (24).JPG
tangis teater gandrik 2015 (29).JPG
tangis teater gandrik 2015 (31).JPG
309 views0 comments
bottom of page