Artikel & foto: Akbar Keimas Alfareza
“Athena dirundung cinta! Bukan berdua, bukan lagi tiga, melainkan empat insan mabuk dibuatnya. Sepasang kekasih tak direstui, dan ingin kawin lari. Seorang pemuda gigih memohon cinta si mempelai perempuan. Seorang perempuan pun mengejar cinta si pemuda hingga jauh ke dalam hutan."
Itulah kira-kira sepenggal adegan dari pertunjukan teater bertajuk A Midsummer Night’s Dream karya William Shakespeare yang dimainkan oleh Teater Sastra UI pada 8 Desember 2014. Pementasan ke-328 ini bertepatan dengan perayaan 30 tahun berdirinya Teater Sastra UI, yang menjadikannya sebagai salah satu teater kampus tertua di Universitas Indonesia.
Sutradara pementasan tersebut, I. Yudhi Soenarto, mengatakan jika A Midsummer Night’s Dream menjadi pilihan untuk dipentaskan karena secara historis drama ini ditulis untuk sebuah perayaan. “Di satu sisi kami ingin merayakan 30 tahun keberadaan kami di jagad teater Indonesia dan di sisi lain merayakan suasana pascapilpres yang hasilnya kami harapkan dapat membawa kita menjadi bangsa yang lebih cerdas, berbudaya, dan bermartabat,” ujarnya saat diwawancarai seputarevent.com. Untuk mengatasi kendala bahasa, Yudhi telah menyiapkan versi terjemahan baru karya Shakespere tersebut agar bahasa Indonesia yang digunakan tetap up to date. Sebagai informasi saja, di Indonesia, Trisno Sumardjo pernah menerjemahkan drama ini ke dalam bahasa Indonesia pada era 70-an.
Pementasan yang diadakan di Auditorium FIB UI ini merupakan pementasan ulang. Sebelumnya, A Midsummer Night’s Dream pernah dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada 14-16 November 2014. Pementasan tersebut mengklaim dihadiri oleh 1.200 orang penonton selama tiga hari pertunjukan berlangsung. “Dan karena komedi adalah perayaan, kami berharap pertunjukan ini akan menjadi perayaan bersama bagi kami dan seluruh penonton yang hadir menyaksikan pertunjukan ini,” pungkas Yudhi saat mengakhiri wawancara dengan seputarevent.com
