top of page

Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia: Sebuah Dagelan untuk Membangun Negeri

Artikel: Akbar Kiemas Alfareza | Foto: Akbar Kiemas Alfareza & Jiki Prayudha

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tiba-tiba menghebohkan ruangan teater Graha Bakti Budaya di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Bak seorang comic, Ahok tampil dengan celetukan-celetukan yang mengocok perut.

Dia membuka acara pertunjukan itu dengan sedikit bocoran, "Kalau lihat ini, nanti semua pasti minta dirawat di rumah sakit ini. Susternya top. Apalagi saya katanya kurang waras dan perlu masuk RS Jiwa, bahkan ada menteri yang menyarankan saya masuk RS Jiwa," kata Ahok yang kontan membuat penonton terpingkal-pingkal. Tampil sebagai suster seksi, Cantika ikut meramaikan pementasan ini sebagai pemeran pembantu.

Dalam acara yang berdurasi sekitar dua jam ini, disuguhkam empat komedian yang bisa mewakili tradisi komedi yang tumbuh di Indonesia. Mereka adalah Sammy Notaslimboy, Mongol Stress yang mewakili komika, serta Marwoto Kawer, dan Susilo Nugroho yang mewakili dagelan. Keempat komedian itu tampil secara sendiri-sendiri, mengocehkan guyonan layaknya dalam stand up comedy. Namun mereka memiliki peran yang saling berkaitan satu sama lain dalam satu alur cerita.

Sesuai tema, isu politik tetap menjadi inti pembahasannya. Dengan cara pandang komedi, persoalan dan isu politik memiliki intepretasi yang berbeda untuk orang kebanyakan. "Politik kita yang memang lucu, pasti menjadi sumber inspirasi yang menarik bagi para komedian itu. Tantangannya, jangan sampai mereka kalah lucu dibanding peristiwa politik yang sebenarnya," ujar Butet Kartaredjasa.

Sudut pandang yang berbeda inilah, yang memunculkan pandangan atau opini yang berbeda sehingga satu sama lain memunculkan kontradiksi dan ironi. Menurut Butet, pementasan ini bisa juga menjadi kaleidoskop politik melalui pementasan humor. "Bagaimana peristiwa-peristiwa politik tidak sekadar ditertawakan atau menjadi bahan lelucon, tapi direfleksikan, dilihat dengan lebih jernih melalui humor," ujarnya saat diwawancarai seputarevent.com.

Pentas Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia ini dipenuhi dengan humor satire yang dilontarkan para komedian. Materi lawakan tak jauh dari sindiran-sindiran kepada para politikus, baik kebijakan, gaya hidup, karakter, cara berpolitik, dan sebagainya. Pentas ini mengisahkan tentang seorang politikus (Marwoto Kawer) yang mendadak (pura-pura) sakit di saat yang tepat, yakni saat ia dinyatakan terjerat kasus korupsi. Ia merasa rumah sakit adalah tempat terbaik untuk menyelamatkan diri. Seorang kolega (Sammy Notaslimboy) menjenguk sekaligus memberikan dukungan kepada politikus yang sedang ketiban apes itu. Kemudian datanglah dokter (Susilo Nugroho). Ia bermaksud untuk merawat dan melakukan operasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Tujuannya, hanya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa politikus itu sedang sakit.

Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (11).JPG

Tak diduga, pasien lain (Mongol Stress) menyaksikan hal tersebut. Ia melihat drama di mana seorang politikus pura-pura sakit mendapat perlakuan istimewa, sementara dirinya yang benar-benar sakit malah diabaikan. Selain menyindir, keempatnya juga memberikan beberapa kritik kepada warga Jakarta dan saran kepada Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Pemerintah sudah bikin busway separator, masih saja banyak yang nyelip-nyelip melewati. Pak Ahok, saya kasih saran nih, besok-besok coba bikin "batas suci" macam di musholla, dijamin nggak ada yang berani menginjak bahkan melewati!" tutur Sammy yang disambut gelak tawa penonton.

Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (12).JPG
Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (8).JPG
Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (4).JPG
Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (2).JPG
Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia 2014 (3).JPG
84 views0 comments
bottom of page