top of page

Teater Tari Kartini: Sebuah Kajian Gender dalam Sastra

Artikel & Foto: Akbar Keimas Alfareza

Teater Tari Kartini (3).JPG

Tekad R. A. Kartini untuk memajukan wanita di Indonesia menjadi catatan sejarah penting bagi bangsa kita. Atas jasanya, para wanita di Indonesia saat ini memiliki kedudukan yang sejajar dengan para pria, dapat berkarya, dan memberikan sumbangsih terbaiknya bagi bangsa. Terinspirasi dari kisah R.A. Kartini, aktris Ayu Dyah Pasha mementaskan pertunjukan tari musikal bertajuk “Teater Tari Kartini” yang diselenggarakan di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 15 November 2014. Pementasan hasil kolaborasi antara Ayu Dyah Pasha dengan Gathaya Performing Arts ini menceritakan tentang kebimbangan R.A. Kartini untuk menikah atau melanjutkan studinya. R.A. Kartini diberi waktu tiga hari, dan selama itu pula ia ditantang untuk membuat keputusan yang sebaik-baiknya. “Kisah R.A. Kartini yang digambarkan mengalami kebimbangan pada pementasan ini merupakan interpretasi kondisi wanita di Indonesia. Saat ini, banyak wanita mengalami pilihan yang sulit, sehingga membuat mereka dilanda kebimbangan,” ungkap Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian.

Teater Tari Kartini (1).JPG

Selain R.A. Kartini, para pementasan ini juga menghadirkan Kardinah dan Soemantri, adik-adik R.A. Kartini. Mereka masuk dan mewakili pikiran-pikiran R.A. Kartini dalam bentuk tarian dan nyanyian yang dibawakan oleh Pipien Putri dan Lily Nurindah Sari dari Gathaya Performing Arts. Kisah R.A.Kartini tentunya mengandung pesan dan makna positif bagi penonton, khususnya para wanita. Pertunjukan yang berlangsung selama 90 menit ini juga diiringi oleh tembang lagu-lagu tradisional Jawa Klasik yang tak ayal memberikan nuansa tradisional tersendiri bagi pementasan ini.

Teater Tari Kartini (4).JPG
Teater Tari Kartini (2).JPG
49 views0 comments
bottom of page